Tuesday, 10 March 2015

LAPORAN PENGAMATAN INDRA PENGLIHATAN




INDRA PENGLIHATAN



Oleh:
Kelas     :     XI – IPA 4

Anggota : 
Ø  Ana Fitria Azzmi
Ø  Anisa Haryanti
Ø  Fini Apryantina
Ø  Nindi Brimantika Pratiwi
Ø  Noviyanti Hilmi Hanifa



PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 TRENGGALEK
Jalan Soekarno-Hatta Gang Siwalan Telp./Fax.(0355)791628 Trenggalek

INDRA PENGLIHATAN
A.    Tujuan Penelitian
Mengetahui daerah bintik buta

B.     Dasar Teori
Mata merupakan indra penglihat yang menerima rangsang berupa cahaya (fotoreseptor). Mata tersusun dari alat tambahan mata, otot bola mata, bola mata dan saraf optik. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea, lapisan tengah yang terdiri atas koroidea dan iris dan lapisan dalam yang terdapat retina. Pada retina inilah terdapat fotoreseptor. Ada dua macam fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang mengandung rodopsin yang diperlukan untuk melihat dalam suasana remang. Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin yang mampu menerima rangsang warna dan sinar terang. Pada lapisan dalam juga terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning (fovea sentralis) merupakan bagian retina yang banyak mengandung reseptor berupa sel kerucut. Pada bagian ini bayangan benda dapat diinterpretasikan ke otak. Artinya apabila bayangan jatuh pada bintik kuning, kita dapat melihat benda tersebut. Bintik buta yaitu bagian mata tempat serabut saraf yang berasal dari retina meninggalkan bola mata menuju ke otak. Di bagian bintik buta tidak ada sel sensorik. Jika bayangan benda jatuh di daerah ini, kita tidak dapat melihat benda tersebut.

C.    Alat dan Bahan
1.      Kertas manila warna putih
2.      Penggaris kayu 1 meter
3.      Alat tulis

D.    Cara Kerja
1.      Guntinglah kertas manila putih dengan panjang 14 cm dengan lebar 3 cm.
2.     
+                                                                      -
10 cm

Buatlah tanda positif (+)  dan tanda negatif (-) dengan garis tengah 2 mm. Jarak antara tanda (+) dan (-) sejauh 10 cm.
3 cm
14 cm
 



3.      Dengan tangan kiri peganglah kertas tersebut sejauh 50 cm di depan mata. Ujung kertas yang ada tanda negatif  (-) berada di sebelah kanan.
4.      Dengan mata kanan ditutup, pusatkan pandangan mata kiri tetap pada tanda (-).
Kemudian dekatkanlah perlahan – lahan hingga tanda (+) hilang dan muncul kembali. Ulangi sebanyak tiga kali. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel!
5.      Baliklah arah letak tanda negatif dengan menutup mata kiri, ulangilah kegiatan seperti nomor 4. Catatlah hasilnya dalam tabel.

E.     Tempat dan Waktu
Di Lab Biologi SMA N 2 Trenggalek pada hari Rabu, 21 Mei 2014.

F.     Hasil
Frekuensi percobaan
Mata kanan ditutup                                                                   Jarak pada waktu tanda positif                                                (+)        
Mata Kiri ditutup                                                                                          Jarak pada waktu tanda positif                                                                (+)
Hilang
Tampak kembali
Rentang
Hilang
Tampak kembali
Rentang
Ana Fitria A
37
21
16
31
20
11

36
25
11
31
19
12

38
22
16
30
22
8
Rata - rata
37
22,66666667
14,33333333
30,66666667
20,33333333
10,33333334
Anisa H
37
25
12
35
25
10

39
27
12
34
25
9

38
25
13
34
25
9
Rata - rata
38
25,66666667
12,33333333
34,33333333
25
9,33333333
Fini
43
27
16
35
26
9

45
25
20
41
25
16

45
25
20
35
25
10
Rata - rata
44,33333333
25,66666667
18,66666666
37
25,33333333
11,66666667
Rata - rata akhir
39,77777778
24,66666667
15,11111111
34
23,55555556
10,44444444


G.    Pembahasan
Ø  Ana Fitria A: dengan menutup mata kanan dan fokus pada tanda (-), pada jarak 37 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 22,67 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 22,67 cm -37 cm.
Dengan menutup mata kiri dan fokus pada tanda (-), pada jarak 30,67 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 20,3 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 20,3 cm – 30,67 cm.
Ø  Anisa Haryanti: dengan menutup mata kanan dan fokus pada tanda (-), pada jarak 38 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 25,67 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 25,67 cm - 38 cm.
Dengan menutup mata kiri dan fokus pada tanda (-), pada jarak 34,3 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 25 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 25 cm – 34,3 cm.
Ø  Fini Apryantina: dengan menutup mata kanan dan fokus pada tanda (-), pada jarak 43 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 25,67 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 25,67 cm -43 cm.
Dengan menutup mata kiri dan fokus pada tanda (-), pada jarak 37 cm tanda (+) akan hilang dan tampak kembali pada jarak 25,3 cm. Hal itu berarti daerah bintik buta berada diantara jarak 25,3 cm – 37 cm.
Ø  Setiap orang memiliki luas daerah bintik buta yang berbeda - beda. Hal itu dipengaruhi oleh luas atau sempitnya jarak antara sel konus dan sel batang. Sebagai contoh, pada mata kanan Anisa, panjang daerah bintik buta yaitu 12,3 cm, lebih kecil dari Ana yaitu 14,3 cm dan juga lebih kecil dari fini yaitu 18,6 cm. Hal itu berarti jarak antara sel konus dan sel dan sel batang Anisa lebih sempit dari Ana dan Fini.
Ø  Rata – rata frekuensi yang lebih kecil menunjukan bahwa kejelasan mata dalam melihat benda masih baik. Dan rata – rata frekuensi yang lebih besar menunjukan bahwa kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.

H.    Pertanyaan dan Jawaban
1.      Pada jarak tertentu tanda (+) hilang, tetapi pada jarak yang lain tanda (+) muncul kembali. Apa arti semua ini? Jelaskan!
Jawab:       pada jarak tertentu tanda (+) hilang atau tidak terlihat karena tanda tersebut dibiaskan masuk ke dalam bintik buta, yaitu daerah yang berada pada jarak antara hilangnya tanda tersebut sampai munculnya kembali. Hilangnya tanda  pada bintik buta tersebut disebabkan karena pada bintik buta tidak memiliki reseptor cahaya. Kemudian tanda tersebut akan muncul kembali karena daerah bintik buta telah habis dan retina sudah mampu menangkap cahaya sehingga bayangan tampak jelas dan terlihat kembali.

2.      Adakah hubungan antara peristiwa tersebut dengan peristiwa buta warna? Jelaskan!
Jawab:       tidak ada hubunganya, karena buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel – sel kerucut mata untuk menangkap spektrum warna tertentu. Selain itu buta warna juga dapat terjadi karena faktor genetik. Setiap orang belum tentu buta warna, tetapi setiap orang memiliki daerah bintik buta dimana pada titik tersebut seseorang tidak dapat melihat objek tertentu.

3.      Orang yang baru masuk dari tempat gelap ke tempat terang, penglihatanya tiba – tiba menjadi berkurang atau gelap. Apakah ini ada kesamaaanya dengan hilangnya tanda (+) pada percobaan tadi?  Jelaskan!
Jawab:       orang yang berpindah dari tempat yang terang ke dalam ruangan yang gelap secara tiba – tiba, penglihatanya menjadi berkurang. Hal itu terjadi karena di dalam mata terdapat sel batang yang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya atau rodopsin, yaitu suatu senyawa antara vitamin A dan protein. Jika terkena cahaya matahari terang, rodopsin terurai dan terbentuk kembali pada saat keadaan gelap. Dalam waktu adaptasi tersebut, mata kurang dapat melihat, sehingga saat berpindah dari tempat terang ke tempat gelap, penglihatanya menjadi berkurang.
Jadi hal tersebut ada hubunganya dengan bintik buta, karena pada saat penglihatan berkurang, bayangan benda dibiaskan masuk ke dalam bintik buta yang tidak mempunyai reseptor cahaya sehingga mata tidak bisa melihat.

4.      Orang yang usianya sudah lanjut umumnya menggunakan kaca mata. Jelaskan peranan kaca mata tersebut!
Jawab:       kaca mata yang dipakai adalah kaca mata berlensa rangkap, yaitu cekung dan cembung. Bagian yang berlensa cekung digunakan untuk melihat benda yang jauh dan bagian yang berlensa cembung digunakan untuk melihat benda yang dekat, sehingga bayangan benda dapat jatuh tepat di retina

I.       Kesimpulan
Bintik buta adalah daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dimana pada bagian ini tidak terdapat fotoreseptor sehingga suatu objek tidak akan terlihat.

J.      Saran
Dalam melakukan penelitian, sebaiknya tidak terburu – buru agar hasil yang diperoleh benar – benar akurat  dan sesuai dengan yang direncanakan.

Daftar Pustaka
PR BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2
Bandoqueen.blogspot.com
Saipulmalik27.blogspot.com
Tikatiexa.blogspot.com

2 comments: